Kamis, 24 September 2009

Act Three : Appearance of MTD

< Back to Homepage

Alarm berbunyi saat pesta sedang berlangsung. Begitu kerasnya bunyi alarm tersebut sehingga Diki dan kawan-kawan yang sedang menikmati pemandangan alam di bukit yang terletak di luar Barak mendengarnya.
“ada apa ini?” Tanya Mizuki.
“entahlah. Yang jelas alarm ini pasti bukan main-main. Bagaimana kalau kita kembali ke barak?” ajak Zimi. Semuanya mengangguk dan mengikuti Zimi menuju barak. Sesampainya di sana, lapangan Barak sudah dipenuhi oleh pasukan yang berbaris. Diki bertanya dengan orang-orang yang sedang lalu lalang. Diketahui bahwa Barak ini akan mengirimkan bala bantuan untuk pasukan di kota Ardent.
“Katanya, yang akan dikirim adalah pasukan battalion baru.” Sambung Diki.
“Itu kan Kita! Kalau begitu kita harus berbaris juga!” Ajak Gumy. Diki dan yang lainnya mengangguk. Mereka beranjak menuju tempat barisan battalion baru. Setelah sampai disana, Diki cs berpisah dengan Astrid cs karena pasukan Battalion baru wanita harus terlebih dahulu meninggalkan Barak.
“Perhatian!” Teriak Ryon saat muncul di podium. Semua terdiam memperhatika Ryon. “Maaf bila mengganggu pesta kalian, namun ada masalah penting yang harus kita hadapi. Kota kita, Ardent, telah di serang oleh pasukan Fenrir. Oleh sebab itu kalian akan dipersiapkan untuk membantu mempertahankan kota Ardent dengan sebuah aksesoris bernama Force glove.” Jelas Ryon sambil memberi tanda kepada prajurit. Muncul dua prjurit yang membawa sebuah meja besi yang di atasnya berupa sarung tangan.
“Force glove ini adalah sebuah aksesoris yang membuat kalian menjadi dua kali lebih kuat saat kalian memakainya. Namun, kalian harus memasangkan sebuah force Crystal untuk itu. Karena kalian telah berhasil, Pusat ketentaraan Negara Xian memutuskan untuk memberikan kalian sebuah Force Crystal Standard.” Lanjut Ryon yang disambut tepuk tangan oleh orang-orang yang berbaris.
“Force Crystal ini bisa hancur. Jadi, berhati-hatilah saat menggunakannya.” Kata Ryon. “Baik, sekarang mohon kalian maju satu per satu untuk mengambil force glovenya. Setelah kalian mendapatkannya, silahkan kembali lagi ke barisan untuk strategi pertempuran kita.” Perintah Ryon. Pasukan Battalion baru tersebut mulai mendapatkan Force Glove. Mereka merasakan kekuatan yang hebat saat mereka memakainya. Begitu juga Diki, Zimi, dan Gumy. Setelah semua mendapatkan force glove, Pasukan Battalion kembali berbaris di tempatnya masing-masing.
“Baik, untuk selanjutnya… Pasukan Battalion Baru akan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok jarak dekat, jarak jauh, dan penyihir. Kepada para prajurit berkemampuan jarak dekat, silahkan menuju ke arah barat gerbang, kepada jarak jauh ke arah utara gerbang dan kepada penyihir ke ara timur gerbang. Sekarang!” Perintah Ryon. Pasukan Battalion baru tersebut berpencar menjadi tiga kelompok. Diki menuju ke arah barat, Zimi ke arah Utara, dan Gumy ke arah selatan. Sesempainya di sana, Setiap kelompok di pimpin oleh seorang prajurit senior, Pemimpin jarak dekat dipimpin oleh seorang Blade Miller, Pemimpin jarak jauh dipimpin oleh seorang Stealth Gunner, dan Pemimpin penyihir dipimpin oleh Astraller Warlock. Sedikit briefing, lalu muncullah tiga buah U.A.T (Unit Army Transport) yang akan mengantar mereka menuju Kota ardent. Di menit ke sepuluh, Pasukan penyihir meninggalkan Barak, Sepuluh menit berikutnya, Pasukan Jarak Jauh meninggalkan Barrak, dan sepuluh menit berikutnya Pasukan jarak dekat bergerak menuju kota Ardent.
* * *
Ryon kembali menuju ruangannya. Saat ia memasuki ruangannya, ia melihat sesosok bayangan hitam dengan dua pedang yang terselempang di punggungnya. Dari Armor yang ia pakai, jelas bahwasanya ia adalah seorang Dark Rogue.
“Apa yang sebenarnya kau pikirkan Ryon?” Tanya Dark Rogue itu.
“apa yang kau maksud?”
“Dengan mengirimkan anak-anak baru tersebut. Kau yakin mereka dapat mempertahankan kota Ardent?”
“Bagaimana menurutmu?”
“Kau tahu jawabanku!” Suara Dark Rogue itu meninggi. Nampaknya ia marah besar.
“memang benar. Aku tak yakin bahwasanya mereka dapat mempertahankan kota Ardent. Namun, ini seperti sebuah latihan mental untuk mereka.”
“Latihan?”
“Ya! Latihan bahwasanya mereka memang benar-benar tidak takut untuk mengorbankan diri kepada Xian.”
“kau Gila! Kau pikir nyawa itu murah?!”
‘Tidak…”
“LALU! KAU PIKIR YANG KAU LAKUKAN ITU TIDAK MENCERMINKAN YANG KUKATAKAN!” Dark Rogue itu marah besar. Ia mendekati Ryon dan mencengkram leher bajunya.
“Tenanglah! Kau kira aku takkan menyelamatkan mereka?! Aku sudah mempersiapkan sematang mungkin.” Kata Ryon sambil melepas cengkraman Dark Rogue tersebut.
“Baik! Katakan!”
“Kau akan kuperintahkan sebagai pasukan penolong. Aku akan membutuhkan Pasukan Viftysix Squadron untuk mengusir pasukan Fenrir yang ada di sekitar Ardent’s Fleet. Dan kau akan bertugas untuk mengevakuasi pasukan Battalion Baru dan mempertahankan Kota Ardent selama dua puluh empat jam!”
“Hmph! Selalu saja kau melibatkanku dalam hal-hal yang aneh…”
‘itukan tugasmu sebagai Dark Rogue. Lagipula, legenda Revenge yang terukir di dahimu merupakan kekuatan yang membuat Xian menang dalam pertempuran di tahun 2221 kan?”
“Ya…”
“jadi, bagaimana… MTD?”
“Baiklah… Aku akan membantumu.”
* * *
Satu jam perjalanan, Ketiga pasukan tersebut sampai di pos depan kota Ardent. Ternyata pasukan Xian Wanita berhasil mendapatkan informasi mengenai keadaan sekitar kota Ardent. Diperkirakan pasukan Battalion kelima Fenrir dengan dua Battalion jarak jauh Fenrir menguasai kota Ardent.
“jadi diperkirakan sekitar lima ribu pasukan menjaga kota Ardent di dalam dan di luar.” Lapor seorang Xianist wanita. Setelah menerima laporan tersebut, para pemimpin mengumpulkan pasukannya dan mulai mengatur siasat untuk bertempur. Dalam siasat itu, Diki dan seluruh prajurit jarak dekat akan menyerang pintu gerbang utara kota Ardent. Lalu Gumy cs akan mempertahankan pintu gerbang saat pintu gerbang berhasil ditembus. Tugas Zimi dkk adalah menyerang pasukan pembantu yang akan terus bermunculan membantu mempertahankan gerbang kota Ardent.
“Kalau begitu, ayo!” kata Diki. Semuanya mengangguk dan mulai menjalankan perannya masing-masing. Pasukan jarak dekat menggunakan Raging Stat untuk memperkuat kekuatan mereka, salah satu dari kemampuan Force Glove. Lalu, Pasukan jarak dekat berlari menuju pintu gerbang utara. Tak salah lagi, pasukan Fenrir mulai memberikan perlawanan dengan serangan-serangan bertipe jarak jauh dan sihir-sihir api. Diki cs terus merangsek masuk ke dalam kerumunan musuh dan berhasil memukul mundur musuh. Pasukan musuh tampaknya tidak menyerah dengan begitu saja, mereka meletakkan jebakan-jebakan berefek Nuke Static yang membuat pergerakan mereka lambat dan pertahanan mereka berkurang drastis. Gumy yang membaca keadaan langsung maju memberikan assist Defense dengan Barriernya.
“Gumy, terima kasih ya!” Seru Diki. Gumy tersenyum. Melihat aksi Gumy tadi, Pasukan penyihir maju. Menggunakan Anti-Remover spell, Nuke Static berhasil di hilangkan dari tubuh para prajurit pasukan jarak dekat.
“Ayo Semua!” Teriak Diki. Semuanya berteriak dengan semangat. Diki cs menggunakan Force Glove untuk meningkatkan kemampuan mereka dan dengan waktu yang tidak terlalu lama, pintu gerbang itu berhasil di dobrak. Setelah pintu itu berhasil terbuka, Diki cs menerobos pasukan musuh. Zimi yang melihat pasukan pembantu musuh mulai mendekat, ia mulai menyerang.
“Semuanya! Pertahankan perimeter kita!” Perintah pemimpin pasukan jarak jauh. Lalu, mereka melepaskan tembakan-tembakan. Prajurit pembantu musuh berhasil dipukul mundur.
“ayo semua! Masuk ke dalam kota Ardent!” Teriak Pemimpin prajurit penyihir. Pasukan jarak jauh mulai bergerak mundur perlahan menuju kota Ardent, masih dalam posisi menyerang dan pasukan penyihir masih menggunakan Barriernya. Setelah pasukan Jarak jauh berhasil masuk ke dalam, Saatnya pasukan penyihir masuk.
“Apa semua sudah berhasil mundur?” Tanya Pemimpin jarak jauh. Semuanya mengangguk. “Baik! Pasukan jarak dekat, amankan seluruh penduduk yang ada di sekitar kota Ardent, Pasukan jarak jauh, amankan perimeter di atas pos! dan penyihir, patroli di gerbang utara dan selatan!” Lanjutnya. Semuanya mengangguk setuju dan menempati posisi mereka masing-masing.
* * *
Astrid, Mizuki, dan Shino yang menjaga pos depan kota Ardent bersama para Xianist wanita lainnya, mulai mengkhawatirkan pasukan yang menyerang kota Ardent.
“Astrid, Gumy dan kawan-kawan belum juga kembali. Apa yang terjadi dengan mereka?” Tanya Mizuki.
“aku tak tahu Mizuki. Bersabarlah…” jawab Astrid sambil tersenyum.
“Tapi, ini aneh kan? Apa mereka mendapat kesulitan?” Gumam Shino.
“Maksudmu?” Astrid kebingungan.
‘Entahlah, namun perasaanku tidak enak sejak mereka pergi.” Terang Shino.
Tiba-tiba, sebuah misil Biru meluncur dengan cepat menuju kota Ardent, saat berada di atas kota Ardent, misil tersebut meledak dan melepaskan sebuah gelombang mirip jala yang mengelilingi kota Ardent. Setelah jala tersebut menyentuh tanah, jala tersebut mengeluarkan listrik statis dan terbentuklah sebuah Barrier yang melindungi kota Ardent.
“Itu dia! Mereka memang dipersiapkan untuk dijebak di dalam kota Ardent!” Seru Shino. Astrid dan Mizuki terbelalak tak percaya. Shino langsung turun dari pos depan.
“Shino! Kau mau kemana?” Tanya Mizuki.
“Aku akan pergi ke kota Ardent!” Teriak Shino sambil berlari menuju kota Ardent.
“Tunggu!” Teriak Astrid dan Mizuki bersamaan.
* * *
“Diki! Kita dijebak!” Teriak Zimi setelah tahu bahwa jala tersebut membentuk sebuah Barrier. Diki langsung tersentak kaget.
“Disini ada bom waktu!” Teriak salah satu prajurit jarak dekat.
“Disini juga!”
“Disini juga!”
Begitu banyak bom waktu yang ditemukan dan tidak satupun penduduk Ardent yang di temukan. Seluruh prajurit di dalam kota Ardent panik. Tiba-tiba…
DHUARRR!
Bom meledak! Akibat ledakkan tersebut, lima pasukan meninggal dan dua puluh pasukan menderita luka-luka. Melihat kondisi sudah tak memungkinkan, ditambah dengan api yang berkobar karena bom, seluruh pemimpin pasukan memutuskan untuk berkumpul.
“Semuanya! Berkumpul! Bawa korban luka ke sini.” Perintah pemimpin pasukan. Pasukan battalion baru pria mundur. Namun, masalah tak hanya berhenti dari situ saja. Pasukan Fenrir battalion lima muncul.
“Semua! Pertahankan perimeter kita!” Teriak pemimpin pasukan. Semuanya bersiaga. Pasukan Fenrir bergerak maju.
* * *
Di Ardent Fleet, 500 meter dari Pos depan kota Ardent, squadron Ridebiker Viftysix berhasil mengusir pasukan ranger Fenrir. MTD, sebagai pemimpin, memerintahkan squadronnya untuk maju menuju pos Kota Ardent. Sedangkan MTD bergerak lurus langsung menuju kota Ardent. Jadi, mereka menggunakan cara Barrier untuk mengurung mereka. Pikir MTD. MTD memacu Ridebikernya dengan cepat. Di tengah perjalanan ia menemukan tiga perempuan Xianist, yaitu Astrid, Shino, dan Mizuki. MTD menghentikan ridebikernya.
“kalian! Apa yang mau kalian lakukan?” Tanya MTD
“Kami mau membantu pasukan Battalion baru laki-laki!” jawab Shino.
“Shino!” Astrid membentak Shino. “kau tidak Sopan!”
“Biar… Kalian bertiga, bersiap untuk menyerang pasukan Fenrir di dalam. Aku akan menembus Barrier kota Ardent!” Perintah MTD. Ketiga perempuan itu mengangguk tanda mengerti. MTD kembali memacu Ridebikernya langsung menuju arah Barrier kota Ardent.
“Asu ru… Des I…su zuruna….kaga….ta…su…ga!”
Muncul sebuah kapal yang melayang di atas kota Ardent. Lalu, Kapal tersebut Berhenti bergerak. MTD mengangkat tangannya.
“Bombard Chivalery!”
Kapal itu menembaki Kota Ardent. Tak lama Barrier itu hancur bersamaan dengan kapal tersebut. Setelah kehancuran Barrier, MTD, Shino, Astrid, dan Mizuki bergerak maju menuju kota Ardent.
“Serang!” Perintah MTD. Ketiga perempuan itu berteriak mengiyakan perintah tersebut. MTD dengan ridebikernya menabrak pasukan musuh, Astrid dengan Remembrance Shot terus menembaki pasukan musuh dengan tidak terkendali, Shino dengan kemampuan Light revealance-nya, dan Mizuki dengan kemampuan Earth grapper yang membuat pasukan musuh sulit bergerak. Diki yang melihat pasukan musuh diserang oleh sesuatu, bersemangat dan mulai menyerang pasukan musuh.
“Aku takkan kalah! BLUE THRUST!” Teriak Diki. Force Glovenya bercahaya terang. Dengan satu tusukan, banyak pasukan musuh terpental jauh. Zimi dan Gumy menyadari kekuatan Force Glove. Zimi menerobos kepungan musuh dan mengarahkan anak panahnya ke arah langit.
“RAINSTORM OF EXPLOSION!” Teriak Zimi. Force Glovenya bercahaya terang dan Panah yang dilesatkan ke langit turun menjadi hujan Explossive Arrow. Pasukan musuh tercerai-berai akibat serangan tersebut. Gumy tak mau ketinggalan. Setelah ruang yang ia perlukan tersedia, ia mulai mengambil ancang-ancang.
“HEXAGONAL OF BLITHUFI” Teriak Gumy. Blizaga, Thundaga, dan Firaga menyerang pasukan musuh. Saat ketiganya menyatu, Force Glovenya bercahaya. Membuat Sebuah Tornado yang mengejar pasukan musuh yang tersisa.
Pasukan musuh sudah menghilang. Kota Ardent berhasil dipertahankan walaupun hancur. Pasukan musuh tersisa menyerah dan bendera Fenrir dibakar digantikan bendera Xian. MTD memerintahkan squadronnya untuk mengevakuasi seluruh pasukan. Diki, Zimi, dan Gumy tersenyum lega. Namun, sesaat setelah itu mereka bertiga pingsan. Astrid, Mizuki, dan Shino terkejut saat mereka pingsan.
“Tenanglah! Mereka pingsan karena belum terbiasa menggunakan kekuatan Force Crystal. Kalian tahu, Kekuatan Force Crystal membuatmu memiliki kekuatan beberapa kali lebih kuat dari biasanya. Namun, membuat sang pemakai baru menjadi lebih cepat lelah dari pada sebelumnya. Berikan saja mereka potion kuning untuk membuat mereka sadar kembali.” Saran MTD.
“B-Baik!” jawab ketiga perempuan itu serempak.
* * *
Pukul 19.00 = 23 jam setelah pertempuran.
Kota Ardent masih dalam keadaan hancur lebur. Namun, penduduk kota ini telah kembali. Rupanya mereka bersembunyi di ruangan bawah tanah. Pasukan Xian yang berada di pos depan membuat kemah di dalam kota Ardent. Paling tidak sudah tampak diantara mereka senyum-senyum kemenangan setelah berhasil mempertahankan kota Ardent. Diki, Zimi, dan Gumy terbangun setelah 20 jam tak sadarkan diri.
“Au…au…au…” Diki tertatih-tatih saat terbangun sambil merintih kesakitan. Begitu pula Zimi dan Gumy.
“Kalian tak apa?” Tanya MTD.
“…T-tidak juga…” Jawab Gumy sambil mengusap-usap kepalanya.
“Tentunya kalian akan merasakan pusing yang luar biasa. Kalian menggunakan kekuatan Force Crystal terlalu banyak. Hampir saja Force Crystal itu pecah.” Kata MTD.
“Tapi ngomong-ngomong, siapa kau?” celetuk Diki.
“Kau tak mengenalinya Diki?!” Zimi kaget mendengar pernyataan Diki. Diki hanya menggeleng.
“Ya ampun! Kau tak kenal dengan dia?! Dia itu pemimpin dari skuadron Viftysix. The Ridebiker infantry ke-12. Dan dia dijuluki dengan nama Dark Rogue.” Jelas Gumy.
“Huh?” Sepertinya Diki masih tetap tidak mengerti.
“Sudahlah. Biarkan aku mengenalkan diri kepada kalian. Namaku MTD the Dark Rogue. Aku adalah pemimpin dari pasukan pembantu yang dikirim untuk menggantikan kalian dalam misi mempertahankan kota Ardent.” Jelas MTD.
“Jadi kau yang membantu kami saat kami diserang pasukan Fenrir, begitu?” Tanya Diki meminta penjelasan. MTD hanya mengangguk.
“HEBAT! Bagaimana kau menghancurkan Barrier yang menutup kota Ardent?” Tanya Diki.
“Itu rahasia. Namun ada misi lain yang diberikan padaku untuk kalian.”
“Apa itu?” Tanya Zimi.
“Ryon berpikir untuk mencari calon-calon pasukan hebat untuk kulatih. Kulihat adanya potensi di dalam diri kalian. Bagaimana bila kalian ikut aku untuk berlatih selama beberapa bulan ini?” tawar MTD.
“latihan! Aku mau!” Teriak Diki setuju.
“T-tunggu! Bagaimana dengan laporan keberhasilannya? Bagaimana jika pasukan fenrir menyerang lagi?” Tanya Zimi.
“Aku sudah mempersiapkan hal itu. Pasukan dari barrak akan datang esok hari menggantikan skuadronku.” Jelas MTD.
“Kalau begitu, kita tak ada masalah kan? Ayo!” Diki sangat bersemangat.
“Iya.. iya. Bagaimana denganmu Gumy?” Tanya Zimi.
“Kalau kalian pergi, aku ikut.” Jawab Gumy santai.
“Kalau begitu, istirahatlah. Kita akan berangkat pagi-pagi sekali.” Kata MTD lalu beranjak dari ketiga orang tersebut. Diki dan Zimi kembali tidur. Namun tidak Gumy, ia berpikir tentang kejadian yang membuatnya dapat mengalahkan kekuatan pasukan Fenrir.
Hexagonal of Blithufi? Kekuatan apa itu? Gumy terus termenung memikirkan hal itu.
“Hey Gumy! Saatnya tidur! Besok kita akan pergi!” teriak Diki. Gumy sontak sadar dari lamunannya seketika.
“Iya iya! Cerewet!” Gerutu Gumy sambil kembali merebahkan dirinya untuk tidur.
Mereka bertiga tidur terlelap. Diiterangi oleh sinar bulan. Walau kota Ardent hancur lebur, namun tanda kebahagiaan atas keberhasilan mempertahankan kota Ardent meluap-luap di kota tersebut.
* * *
Jauh dari kota Ardent. Di sebuah pulau di selatan kota Ardent.
“Bagaimana dengan rencana penyerangan kota Ardent?” Tanya lelaki berjubah hitam.
“Sesuai dengan rencana. Xianist berhasil mempertahankan kota tersebut.” Jawab lelaki berjubah biru.
“kalau begitu, saatnya kita menjalankan strategi berikutnya.”
“Apakah ada hal lain yang harus dilakukan untuk rencana tersebut?”
“Tak ada. Hanya memerlukan sedikit kekuatan tangan besi untuk melakukannya.”
“Baiklah.” Jawab lelaki berjubah biru tersebut lalu beranjak meninggalkan lelaki berjubah hitam tersebut. Lelaki berjubah hitam itu tersenyum.
“Api kecil dendam telah disulut dengan minyak kemarahan. Apakah yang akan menjadi pereda peperangan?” kata lelaki berjubah hitam tersebut.

< Previous
Next >

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Doocu.Com - Free PDF upload and share